Pada artikel ini admin akan mengulas tentang domba komposit Sumatera Hampir dari 90% trah domba ternak di dunia merupakan domba wol (wool sheep), dan hanya 10% saja domba bulu (hair sheep). Domba wol sangat cocok hidup di area subtropis atau beriklim sejuk seperti di luar negeri. Sebaliknya, domba bulu lebih cocok hidup di daerah beriklim tropis yang ada disekitar garis katulistiwa salah satunya Indonesia.
Sayangnya, trah domba asli Indonesia semuanya merupakan domba wol kasar. sebab itu, mengingat biaya yang sangat mahal bila mendatangkan domba bulu langsung dari luar negeri, cara terbaik untuk mengurangi kadar wol pada domba lokal adalah dengan melakukan perkawinan silang antara domba bulu dengan domba lokal. Salah satu usaha ini dilakukan oleh Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) di Sungai Putih, kecamatan Galang, kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Usaha lembaga penelitian ini telah menghasilkan trah domba unggul yang dinamakan Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih.
Domba Komposit Sumatera atau disebut juga Domba Sungai Putih sejatinya adalah domba hasil perkawinan silang antara Domba Ekor Tipis lokal Sungai Putih, kecamatan Galang, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, dengan domba bulu (hair sheep) yang berasal dari luar negeri, yaitu domba St. Croix dan domba Barbados Blackbelly (domba Barbados Perut Hitam). Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih yang dihasilkan dari perkawinan silang ini memperlihatkan pola warna yang beragam: putih, coklat, belang, dan ada juga yang pola warnanya mirip pola warna domba Barbados Perut Hitam.
Komposisi darah Domba Sungai Putih atau Domba Komposit Sumatera adalah 50% Domba Ekor Tipis Sungai Putih, 25% domba St. Croix, dan 25% domba Barbados Perut Hitam.
Kelebihan Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih ialah domba ini lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan tropis dan lembab di Indonesia. Selain itu, Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih juga bisa terus bereproduksi sepanjang tahun. Domba Sungai Putih juga memperlihatkan laju pertumbuhan yang cukup baik, yakni lebih 100 gram per hari. Domba Sungai Putih juga menunjukkan jumlah anak sekelahiran (litter size) yang sama dengan Domba Ekor Tipis. Dengan kata lain, Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih adalah domba prolifik.
Bobot lahir dan bobot sapih rata-rata Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih ini 2,44 dan 12,94 kg. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal Sungai Putih, yakni 1,79 dan 8,69 kg. Domba Sungai Putih betina umur enam dan sembilan bulan berberat badan 19,76 dan 25,14 kg. Ini juga jauh lebih tinggi bila dibanding dengan bobot badan Domba Ekor Tipis lokal, yang hanya 14,95 dan 17,50 kg.
Domba Sungai Putih betina usia enam bulan berbobot 17 kg, sedangkan Domba Sungai Putih jantan berbobot 23 kg. Di umur setahun, Domba Sungai Putih betina mencapai bobot badan 22 kilogram, dan Domba Sungai Putih jantan bisa mencapai bobot hidup 35 kg. Domba Sungai Putih jantan berusia di atas satu tahun bisa mencapai berat badan 48 kg atau lebih. Bobot Domba Sungai Putih jantan ini jelas telah memenuhi syarat bobot hidup domba yang akan diekspor ke luar negeri.
Selain bobot badannya yang jauh lebih tinggi bila dibanding dengan Domba Ekor Tipis lokal, Domba Komposit Sumatera tidak terdapat perbedaan yang terlalu terlihat dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal dalam hal jumlah anak sekelahiran, jarak beranak dan usia kawin pertama.
Rata-rata jumlah anak sekelahiran pada Domba Komposit Sumatera adalah 1,50, jarak beranak 230 hari, dan usia perkawinan pertama 317 hari. Pada usia tiga bulan, skor ketebalan wol pada Domba Komposit Sumatera lebih rendah (7,92) dibandingkan Domba Ekor Tipis lokal (8,45).
Secara keseluruhan, Domba Komposit Sumatera memperlihatkan kinerja produksi yang lebih baik dan ketebalan rambut wol yang lebih rendah dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal.