Tata Cara Memijahkan Ikan Maskoki Dalam Akuarium


Ikan maskoki dalam akuarium bisa dipijahkan dengan memakai akuarium sebagai tempat pemijahan berikut ini postingan dari admin tentang tata cara memijahkan ikan maskoki dalam akuarium. Buat melakukan hal ini, akuarium yang dipakai sebaiknya berukuran 90 x 45 x 45 atau 80 x 40 x 40 cm. Hal tersebut disebabkan akuarium berukuran seperti itu bisa dipakai buat memijahkan lebih dari 1 pasang ikan maskoki, sehingga proses pemijahan bisa berjalan secara optimal.

A. PEMILIHAN INDUKAN.
Induk yang akan dipijahkan wajib memenuhi kriteria dibawah ini :

* Induk Jantan
- Mempunyai bintik putih disirip dadanya.
- Berusia 6 – 7 bulan.
- Berbadan sehat.
- Pergerakannya normal ( lincah ).

*Induk Betina
-Sirip dadanya halus.
-Montok.
-Berusia 7 bulan.
=Bebadan sehat.
=Matang gonad.

Buat memperbesar kemungkinan keberhasilan dari proses pemijahan ini, perbandingan jumlah antara induk jantan dengan induk betina yang dipijahkan adalah 2 : 1. Selain itu, kedua indukan juga harus berasal dari strain yang sama. Dalam 1 bulan, indukan dapat dipijahkan sebanyak 1 kali.

B. PEMIJAHAN.
Langkah – langkah yang harus dilakukan sebelum memulai proses pemijahan adalah :
Menyucihamakan akuarium dengan menggunakan PK.
Akuarium diisi air setinggi 20 cm.
Penataan enceng gondok yang akan digunakan sebagi sarana untuk melekakan telur.
Suhu air harus diusahakan berada dikisaran 27 – 300 C.
pH air harus selalu diusahakan netral.
Pemijahan ikan maskoki akan terjadi pada malam hari ditandai dengan keluarnya sel telur yang akan langsung dibuahi oleh sel sperma.

Sesudah proses pembuahan terjadi, induk ikan maskoki harus segera dipindahkan agar telur – telur tersebut tidak dimangsa oleh mereka. Telur dapat ditetaskan didalam akuarium yang sudah dilengkapi dengan aerator sebagai pemasok oksigen.

Telur akan menetas 2 hari kemudian, dimana pemberian pakan terhadap mereka baru dilaksanakan sesudah larva berusia 1 minggu. Pada usia ini, pakan yang bisa Anda berikan ialah kutu air. Sesudah menginjak usia 2 minggu, Anda bisa menganti pakan dengan cacing sutera.

Apabila anda masih tertarik anda juga bisa membaca artikel kami yang lain dengan judul Info Teknik Pembenihan ikan Tawes, dan Info Bisnis Baru Budidaya Belut. atas perhatiannya admin ucapkan banyak terima kasih.
(Diambil dari berbagai sumber)

READ MORE >>>

Tata Cara Budidaya Bawang Merah

Tata Cara Budidaya Bawang Merah

Proses tata cara budidaya holtikultura bawang merah biasanya dilaksanakan pada musim tanam Mei-Juni dan akhir musim penghujan buat beririgasi teknis seperti di daerah pusat produksi bawang merah seperti Probolinggo, Brebes dan Nganjuk.

Penanaman bisa dilaksanakan sepanjang tahun. Akan tetapi biasanya penanaman dilaksanakankan secara serempak sehingga pada saat panen, produksi selalu melimpah. Padahal sebetulnya penanaman bisa dilaksanakan secara berjadwal atau bergilir sehingga panen bawang merah tidak bersamaan.

Cara penanamannya juga tergolong tidak rumit. Intinya terdapat pada pengolahan tanah, pemupukan dan pasca panen seperti di bawah ini.

1. PENGOLAHAN TANAH

Cara pengolahan tanah dan penanaman sangat menetukan produksi bawang merah. Bawang merah membutuhkan tanah gembur, oleh karenanya pengolahan tanah sangat diperlukan hingga tanah menjadi gembur dengan kedalaman olah sekitar 25-30 cm.

Penanaman lebih baik dilakukan dalam bedengan untuk musim kemarau sekitar 20-25 dan untuk musim penghujan sekitar 40-50 cm. Penanaman tanpa menggunakan bedengan tidak disarankan karena resiko adanya genangan air yang mempengaruhi negatif pertumbuhan tanaman dan meperbanyak timbulnya penyakit.

2. PEMUPUKAN

Kebutuhan pupuk setiap jenis tanaman berbeda tergantung pada tingkat kesuburan tanahnya. Tindakan pemupukan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman, bila suplai hara dalam tanah tidak mencukupi.

Oleh karena pemupukan yang tidak efisien dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi. Pemupukan pada tanah-tanah yang produktif seperti di pusat produksi kabupaten Nganjuk dan Probolinggo tidak perlu berlebihan, cukup menggunakan takaran urea 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha dan ZA 450-500 kg/ha yang masing- masing diberikan separo pada umur tanaman 15 dan 30 hari.

Sedangkan untuk pupuk dasar dapat menggunakan pupuk kandang kotoran sapi 10-15 ton/ha atau kotoran ayam yang sudah masak sebanyak 5 ton/ha dan TSP 150 kg/ha yang diberikan 7 hari sebelum tanam.

Cara pemupukan sebaiknya dilakukan dngan membuat larikan di sekitar tanaman dan pupuk dibenamkan kemudian ditutupi tanah. Pemupukan dengan cara menyebar sebaiknya tidak dilkukan karena tidak efisien dan bila pupuk menempel pada daun akan menyebabkan trebakar.

Setelah tanaman bawang merah dipupuk, dapat diairi dengan cara di "sirat". Sebaiknya bawang merah disiangi lebih dulu sebelum dilakukan pemupukan agar gulma tidak tumbuh semakin subur.

3. PASCA PANEN

Tanda-tanda tanaman yang siap dipanen : usia tanaman sudah cukup tua, contoh varietas bawang biru umur 60 hari, bawang varietas philipine umur 70 hari, dan tidak mengeluarkan daun muda.

Keadaan tanaman antaraa umbi dan badan sudah lembut, tanaman mulai rebah, daun bagian bawah mulai menguning dari ujungnya. Panen dengan cara mencabut bilamana tanah gembur dan umbi 90% diatas tanah, akan tetapi bilamana umbi masih di dalam tanah maka perlu alat bantu berupa sabit kecil untuk menggali.

Penjemuran ditempatkan pada bedengan bekas lahan tanam, dengan cara merebahkan bawang setebal 5 cm dan daun ditaruh di bagian atas sedangkan umbinya tertutup daun, sehingga umbi bawang merah tidak kelihatan pada penjemuran tersebut, pada akhir penjemuran umbi yang kelihatan ditutupi dengan jerami.

Tujuan pengeringan ini adalah pengeringan daun, bukan pengeringan umbi. Lama penjemuran 7-10 hari sesuai dengan keadaan cuaca.

Apabila daun sudah kering diadakan penalian. Penalian umumnya dilaksanakan pada malam hari sebab daun tidak keras, Jika daun terlalu keras umbi banyak yang lepas dengan daunnya.

Umbi yang lepas dari daunnya tidak bisa disimpan lama dan harganya di pasaran lebih murah. Jikalau bawang tersebut mau disimpan maka penjemuran dilaksanakan dalam keadaan ikatan dengan posisi umbi ditaruh di bagian atas.

READ MORE >>>

Info Cara Pembenihan Bawang Merah Yang Sukses

Info Cara Pembenihan Bawang Merah Yang Sukses
Pemilihan bibit pada proses budidaya holtikultura menjadi salah satu faktor kesuksesannya. Sehingga proses pembenihan / pembibitan wajib dibutuhkan buat keberhasilan pertanian. Pada komoditas bawang merah pembenihan dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu membuatnya banyak dengan cara umbi dan pembenihan dengan biji. Dibawah ini merupakan 2 cara pembenihan tersebut.

1. PERBANYAKAN DENGAN UMBI
Pengembangbiakan bawang merah biasanya memakai umbi lapisnya. Buat memperoleh kualitas yang baik mesti diambil dari ukuran sedang , disimpan selama 6-8 bulan. Sumber bibit harus dari tanaman sehat, berumur 60-80 hari, bebas hama dan penyakit.

2. PEMBENIHAN DENGAN BIJI
Bawang merah selain diperbanyak dengan umbi-umbian, juga bisa dibiakkan dengan benih atau biji yang disebut true shallot seed (TSS). Teknologi pembijian bawang merah telah banyak dikembangkan oleh pakar-pakar di dalam negeri.

Demikian pula perusahaan-perusahaan benih di luar negeri mulai banyak memproduksi benih bawang merah, padahal semua dominan mempromosikan benih bawang bombay.

Banyak faktor penyebab yang melatarbelakangi peluang tadi. Tidak banyak orang yang jeli dan bernaluri bisnis. Di samping itu, teknologi budidaya bawang merah di tingkat petani belum membudaya.

Faktor lainnya belum tersedianya benih bawang merah di pasaran, sekalipun belum banyak diketahui masyarakat petani.

Keunggulan perbanyakan bawang merah dengan biji, selain bisa menekan biaya pengadaan bibit, juga mudah didistribusian antar tempat atau antar daerah, bahkan antar negara tanpa menuntut tambahan biaya penynpanan gudang.

Selain itu bibit bawang merah pada umumnya bebas dari virus atau penyakit berbahaya lainnya. Sementara kelemahannya ialah tanaman bawang merah yang berasal dari biji sering terjadi pemecahan sifat dan harus disemai dulu selma 5-6 minggu.

Tentu saja teknologi pembibitan bagi petani bawang merah yang umumnya di dataran rendah belum terbiasa.

Sebetulnya teknologi pembibitan dan budidaya bawang merah dari biji sudah banyak diteliti oleh balai penelitian sayuran lembang. Benih disemai dulu pada bedengan bersungkup plastik bening seperti menyemai benih kubis atau sayuran dataran tinggi lainnya.

Pada umur 5-7 minggu sejak disemai, bibit dicabut untuk segera dipotong sebgaian daun-daunnya dan akar dibersihkan, kemudian direndam dulu dalam larutan fungisida.

Penanaman bibit bawang merah di kebun membutuhkan teknologi spesifik, yaitu jarak tanam rapat 10 x 10 cm atau 5 x 10 cm. Budidaya bawang merah dari biji umumnya menghasilkan umbi tunggal, sehingga jarak tanamnya harus rapat.

Jika populasi per hektar dari bibit umbi mencapai 250.000 tanaman (jarak 20 x 20 cm) dengan produksi 20-25 ton, maka perbanyakan biji pun pada jarak tanam 10 x 10 cm atau populasi sekitar 1 juta tanaman dapat menghasilkan umbi dalam volume yang sama.

Prospek market dari umbi bawang merah tunggal berkualitas prima, yakni bentuknya bulat dan berukuran besar, warna kulit umbinya merah menarik dan serta rasanya pedas, ternyata makin diminati konsumen dalam dan luar negeri.

READ MORE >>>

Info Penyakit Dan Hama Pada Bawang Merah

Info Penyakit Dan Hama Pada Bawang Merah

Dalam pertanian spesialnya hortikultura, amatlah penting langkah yang dilakulan petani dalam menanggulangi penyakit dan hama yang menyerang tanaman bawang merah kita. Bila kendala ini tidak segera diatasi, akan terjadi produktivitas menurun tajam bahkan dapat terjadi gagal panen.

Sudah sepatutnyalah petani bawang merah buat mewaspadai masalah penyakit dan hama tersebut. Dibawah ini akan admin berikan macam-macam penyakit dan hama yang menyerang tanaman ini dan juga pencegahannya.

1. PENYAKIT LAYU FUSARIUM

Gejala :
Penyakit ini ditandai dengan tanaman kurus kekuningan dan busuk pangkal serta akarnya sehingga tanaman mudah tercabut.

Pengendalian :
Tanaman yang terserang harus segera dicabut dan dimusnahkan. Buat mengendalikannya bisa dikerjakan dengan cara memberikan obat / fungisida pada tanah sebelum tanah ditanami.

2. BERCAK UNGU

Gejala :
Ditandai dengan adanya bercak putih dengan pusat keunguan pada daun.

Pengendalian :
Pengendalian dengan cara menyiram tanaman sesudah turun hujan atau terkena embun, untuk mengurangi spora penyakit yang menempel pada daun. Selain itu dapat menggunakan fungisida selektif dan efektif.

3. ANTRAKNOSE

Gejala :
Tanaman yang terinfeksi akan mati dengan cepat dan mendadak. Pada daun terlihat bercak berwarna putih, selanjutnya terbentuk lekukan ke dalam, berlubang dan patah.

Pengendalian :
Penyakit ini cepat sekali menular, sehingga harus segera dipakaikan fungisida yang efektif dan selektif.

4. ULAT BAWANG

Gejala :
Gejala serangan ditandai dengan bercak putih transparan pada daun, oleh sebab daging daun dimakan ulat.

Pengendalian :
Mengendalikannya bisa menerapkan konsep PHT, antara lain : secara mekanik dengan mengumpulkan dan memusnahkan telur dan larva yang biasa disebut jempoli. Sedangkan penyemprotan dengan insektisida efektif dan selektif mulai dilakukan bila kerusakan tanaman mencapai 5%.

Frekuensi penyemprotan 2 - 3 hari sekali atau tergantung kondisi serangannya. Sebaiknya memakai pestisida secara bergantian dan agar dihindari mencampur bermacam-macam insektisida menjadi satu karena tidak efektif serta takaran yang digunakan tidak perlu berlebihan.

Sebaiknya memakai takaran sesuai petunjuk pemakaiannya pada masing-masing obat. Selain itu bisa memasang perangkap yang dilengkapi dengan sex feromon untuk menangkap serangga jantan, sejumlah 40 perangkap / ha.

Perangkap bisa berupa botol plastik berlubang kecil dan didalamnya diikat satu tangkai sex feromon, yang dapat diganti sebulan sekali.

Dengan demikian serangga jantan akan tertangkap sehingga perkawinan akan berkurang dan mengurangi populasi ulat.

Sebaiknya penyemprotan terhadap penyakit dan hama ini dilaksanakan sebelum matahari terbit atau sore hari dengan arah penyemprotan searah angin dan penyemprotan tepat mengenai tanaman / sasarannya sehingga pestisida yang disemprotkan tidak terbuang percuma dan lebih efisien.

READ MORE >>>

Kenapa Telur Kenari Gagal Tetas?

Kenapa Telur Kenari Gagal Tetas

Buat hampir sebagian masayrakat yang sedang memulai usaha maupun hobi beternak kenari tentu saja sering merasa bingung bila burung kenari yang mereka budidaya sulit buat produksi. Beberapa hal yang perlu dipahami ialah tidak ada cara instan buat membuat burung kenari yang kita rawat bisa berproduksi atau mempunyai keturunan.

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak. Dibutuhkan metode dan mekanisme rawatan jangka panjang guna membuat burung kenari yang ditangkarkan mampu berproduksi hingga umur 5 tahun atau di atasnya. Kembali ke masalah judul, mengapa telur kenari gagal menetas? Berikut ada beberapa pembahasan umum yang terkait dengan kelangsungan keturunan dan reproduksi kenari:

Proses kawin: buat mengetahui salah satu penyebab gagalnya telur kenari untuk menetas adalah dari proses kawinnya. Secara alami burung kenari betina dapat mengeluarkan telur walau tidak ada proses kawin atau pembuahan dari induk jantan, jadi jika ingin mendapatkan bibit dari telurnya maka dibutuhkan proses kawin.

Hormon: Waktu proses kawin terjadi secara baik namun telur kenari gagal menetas setelah masa pengeraman 14 hari atau telur terlihat kosong setelah di cek pada usia pengeraman lebih dari 5 hari maka salah satu kemungkinannya adalah kurang matang/siapnya hormon indukannya. Jika selama ini beberapa penghobiis hanya mengacu kepada faktor jantan saja yang berperan terhadap hasil pembuahan sel telur dalam tubuh betina maka ternyata faktor betina juga berperan dalam menghasilkan keturunan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kondisi birahi pada burung kenari tidak dapat disamakan atau menjadi patokan bahwa burung tersebut juga mempunyai hormon yang baik dan subur.

Suhu: sering dijumpai bahwa bibit/piyik kenari yang sudah terbentuk di dalam telur tidak dapat menetas setelah masa 14 hari pengeraman. Salah satu penyebabnya adalah karena suhu yang terlalu panas dan terlalu dingin. Jika telur yang sedang dierami oleh indukannya mendapat intensitas sinar matahari langsung dalam waktu yang lama maka biasanya kondisi telur akan mengalami dehidrasi. Begitu pula sebaliknya jika suhu terlalu dingin dan telur kurang mendapatkan kehangatan yang baik maka biasanya proses pembentukan bibit tidak akan berlangsung dengan baik.

Psikologi: kondisi stress pada indukan yang mengeram telur juga turut memicu keberhasilan telur tersebut menetas. Saat indukan stress maka dia akan mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan sarang pengeraman (tidak mengeram) dan dapat berperilaku yang tidak wajar, misalnya perilaku hiperaktif karena over birahi, terdapat kutu di sarang pengeraman atau kondisi tempat ternak yang kurang kondusif.

Penyakit: sudah sewajarnya bila burung kenari yang sedang terinfeksi penyakit akan mengalami penurunan stamina dan nafsu makan. Selain itu burung kenari yang terkena penyakit saat mengeram dalam beberapa kasus akan malas mengerami telur-telurnya walau dalam beberapa kasus indukan yang terkena penyakit jika tak tertangani secara baik dapat mati dengan kondisi mengerami telur-telurnya. Hal lainnya adalah jika penyakit tersebut menyerang burung kenari indukan sebelum proses kawin maka biasanya akan berhubungan dengan daya tetas telur, yang tidak bisa maksimal, begitu pula jika penyakit hinggap pada burung kenari indukan setelah proses kawin.

Kondisi/stamina: kondisi burung yang terlalu capek akibat terlalu terforsir untuk kawin atau kontes bisa jadi malah menimbulkan masalah baru, beberapa hal ditengarai terjadinya egg binding dapat dipicu karena kondisi induk betina yang terlalu letih untuk mengeluarkan telur-telur dari rahimnya. Sedangkan pada indukan jantan stamina yang terkuras dan tidak fit juga turut mempengaruhi kualitas sperma.
Masih terkait dengan daya tetas telur bahwa ada hal yang paling mendasar yang tidak dapat ditinggalkan yakni masalah asupan Gizi. Kebutuhan akan vitamin, mineral dan zat-zat yang diperlukan oleh burung kenari melalui pakan, suplemen, penjemuran dan kebersihan harus terpenuhi secara baik sebelum masa produktif itu tiba. Hal ini juga juga tidak dapat diselenggarakan dan memiliki efek yang tiba-tiba/instan melainkan butuh proses untuk menanganinya. Ini sekaligus menjelaskan fenomena indukan yang tidak mau ngisi dimana seringkali antara gizi dan kematangan hormon tidak ada kesinambungan bahkan ditemui beberapa burung yang dipaksakan kawin sebelum benar-benar dalam kondisi puncak.

(dikutip dari berbagai sumber di internet)

READ MORE >>>

Pakailah Borax Untuk Pupuk Cabai

Pakailah Borax Untuk Pupuk Cabai


Bahan kimia borax adalah bahan yang didalamnya terkandung boron, dalam borax terkandung 10,6% senyawa boron. Borak merupakan alternative bahan yang bisa dipakai sebagai sumber unsur boron. Biasanya petani memakai pupuk dengan kandungan Borate. 

Boron termasuk unsur mikro yang diperlukan oleh tanaman cabai. Boron pada cabai dibutuhkan buat menghasilkan protein, pembentukan buah, dan perkembangan akar. Jika tanaman kekurangan unsur ini maka gejala yang tampak adalah pemendekan ruas-ruas tanaman, batang menjadi keropos, dan buah menjadi rontok.

Pemberian borax sangat sedikit untuk usaha budidaya cabai, yakni maksimal hanya 1 gr/tanaman atau 18 Kg/ha dengan populasi 18.000 tanaman. Aplikasi boron umumnya dilaksanakan sebagai pupuk dasar dan pada saat akan pemasakan buah (80-90 HST). Untuk pupuk dasar diaplikasikan dengan cara di campur dengan pupuk dasar , sedangkan pada saat akan pemasakan buah dapat diaplikasikan dengan cara dikocor. 

(diambil dari berbagai sumber di internet)

READ MORE >>>

Info Teknik Berternak Lele Sangkuriang

Info Teknik Berternak Lele Sangkuriang


Doyan ikan lele? barangkali hampir seluruh orang indonesia sudah mengenal ikAN lele ataupun mencicipi kelezatannnya, Ikan lele adalah salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh rakyat tani. 

Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :

1) bisa dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,

2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,

3) pemasarannya relatif mudah dan

4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele "Sangkuriang".Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama "Lele Sangkuriang". Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke  Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:a. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. b. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. c. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk "L" mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.Pelaksanaan BudidayaSebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:a. Persiapan kolam tanah (tradisional)
- Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
-  Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
- Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
- Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.

Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring Kemudian dilakukan pengisian air kolam.

Kolam dibiarkan selama  7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.

b. Persiapan kolam tembok
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.

c. Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.

Penebaran benih sebaiknya dikerjakan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.

d. Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.

e. Pemanenan
Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.

Proses Produksi pada kegiatan pembesaran disajikan Tabel 1. Tabel 1Proses pembesaran lele Sangkuriang di bak tembok. Kriteria Satuan Pembesaran
Ukuran Tanaman
- Umur hari 40
- panjang cm 4 – 8
- bobot gram 4- 6

Ukuran Panen
- Umur hari 130
- panjang cm 15 – 20
- bobot gram 125 – 200

Sintasan % 80-90
Padat Tebar Ekor/m2 50-75

Pakan
- Tingkat Pemberian % bobot 3
- Frekuensi Pemberian kali/hari 3
- Tingkat Konversi Pakan 0,8 - 1,2

Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.

Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi.

Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan. Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air. Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak. Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit. Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air). Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK. Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik. Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru. Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.

ANALISA USAHA Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik1. Investasi
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,-
b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,-
c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,-
Rp 3.250.000,-

2. Biaya Tetap
a. Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,-
b. Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp 750.000,-
c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,-
Rp 1.900.000,-

3. Biaya Variabel
a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,-
b. Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63
c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,-
d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,-
e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,-
f. Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,-
Rp 24.281.052,63

4. Total Biaya
Biaya Tetap + Biaya Variabel 
= Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63 
= Rp 26.181.052,63 

5. Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000,

6. Pendapatan
Produksi - (Biaya tetap + Biaya Variabel) 
= Rp 28.800.000,- - ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63)
= Rp 2.418.947,37 

7. Break Event Point (BEP) 
Volume produksi = 4.396,84 kg
Harga produksi = Rp 5.496,05

Semoga info ini bermanfaat, apabila anda masih ingin membaca lagi anda juga bisa membuka artikel Kegunaan Ber-ternak Kerbau, dan Komposisi Susu Kambing, Domba,Sapi Serta Kerbau, Terima kasih.

READ MORE >>>

Info Bisnis Baru Budidaya Belut

Info Bisnis Baru Budidaya Belut


Hampir setiap tahun, permintaan dari pembeli luar negeri ataupun lokal terus naik buat hewan yang satu ini. Harganya pun terus mengalami peningkatan. Dalam tiga tahun terakhir, keberadaan belut di Tanah Air mulai banyak diperhatikan. Betapa tidak, makhluk licin berlendir itu sangat diminati konsumen luar negeri. Terutama konsumen oriental seperti Hongkong, Jepang, Korea Selatan, China, dan Taiwan dan kali ini admin akan membagikan info bisnis baru budidaya belut.

Menurut Saut P. Hutagalung, Direktur Pemasaran Luar Negeri, Ditjen P2HP, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), permintaan keluarga terhadap belut dunia sekitar 230 ribu ton setahun. Pasar terbesarnya adalah Jepang yang butuh pasokan 130 ribu ton per tahun.


Belut (termasuk sidat) sangat digemari oleh konsumen luar negeri lantaran rasanya yang gurih dan penuh gizi. “Belut itu punya beberapa kelebihan dibandingkan produk lain,” ungkap Saut. Dibandingkan daging sapi, telur, dan rata-rata ikan, lanjut dia, kandungan energi belut lebih tinggi. Misalnya, per 100 gr telur dan daging sapi masing-masing mengandung 162 kilokalori (kkal) serta 210 kkal. Sedangkan belut mencapai 300 kkal lebih per 100 gr.

Kelebihan lainnya tampak dari kandungan proteinnya. Dibandingkan daging sapi hampir sama, yakni 18,5 gr protein per 100 gr daging. “Tapi kalau dibandingkan dengan telur, yang banyak dikonsumsi di mana-mana, belut lebih tinggi 30%,” tandas Saut.

Satu kelebihan lain belut ialah nilai kandungan protein dagingnya yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan daging merah. oleh karena itu daging belut mudah dicerna sehingga baik diberikan untuk anak-anak yang pencernaannya belum sempurna dan orang tua fungsi pencernaannya sudah mulai menurun.

Diambil dari berbagai sumber di internet.

READ MORE >>>

Info Teknik Pembenihan ikan Tawes

Info Teknik Pembenihan ikan Tawes


Pada artikel yang satu ini admin blog tani ternak budidaya ingin berbagi pengetahuan tentang info teknik pembenihan ikan tawes yang bahan posting kali ini diambil dari berbagai sumber di internet, oke langsung saja kita ulas sama sama yuk!

Penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah cukup dan berkesinambungan adalah faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan untuk konsumsi.

Usaha pembenihan banyak dilaksanakan di Kabupaten Magelang, seperti di Desa Paremono Kecamatan Mungkid oleh karena didukung ketersediaan air cukup baik musim kemarau maupun penghujan. Disamping itu usaha pembenihan dirasa lebih rnenguntungkan karena waktu yang digunakan relatif singkat kurang lebih 3 minggu- 1 bulan, serta pemasarannya pun mudah.

Adapun pembenihan ikan tawes terdapat beberapa teknik yakni pembenihan ikan di kolam, pembenihan di sawah dan pembenihan di hapa. Berikut adalah teknik pembenihannya:

1. Pemilihan induk
Untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan jumlah yang banyak dalam pembenihan Tawes perlu dipilih induk yang baik dengan ciri-ciri:

a. Letak lubang dubur terletak relatif lebih dekat ke pangkal ekor.
b. Kepala relatif lebih kecil dan meruncing.
c. Sisik-sisiknya besar dan teratur.
d. Pangkal ekor lebar dan kokoh.

Biasanya ikan tawes jantan mulai dipijahkan pada umur kurang lebih 1 tahun, dan induk tawes betina pada umur kurang lebih 1,5 tahun. Untuk mengetahui bahwa induk ikan tawes telah matang kelamin dan siap untuk dipijahkan dengan tandatanda sebagai berikut:

a. Induk betina
- Perutnya mengembang kearah genetal (pelepasan) bila dirabalebih lembek.
- Lubang dubur berwarna agak kemerah-merahan.
- Tutup insang bila diraba lebih licin.
- Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan kehitam-hitaman.


b. Induk jantan
Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih-putihan (sperma).

Tutup insang bila diraba terasa kasar.
- Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih-putihan (sperma).
- Tutup insang bila diraba terasa kasar.


2. Persiapan Kolam
Kolam pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan kolam penetasan dan kolam pendederan. Sebelum dipergunakan untuk pemijahan, kolam dikeringkan.

Perbaikan pematang dan dasar kolam dibuat saluran memanjang (caren/kamalir) dari pemasukan air kearah pengeluaran air dengan lebar 40 cm dan dalamnya 20-30 cm.

3. Pelepasan Induk
- Induk ikan tawes yang telah terpilih untuk dipijahkan kemudian diberok, pemberokan dengan penempatan induk jantan dan betina secara terpisah selama 4-5 hari.
Setelah diberok kemudian induk ikan dimasukkan ke kolam pemijahan yang telah dipersiapkan.

- Pemasukan induk ke kolam pada saat air mencapai kurang lebih 20 cm.
- Jumlah induk yang dilepas induk betina 25 ekor dan induk jantan 50 ekor.
- Pada sore hari kurang lebih pukul 16.00 air yang masuk ke kolam diperbesar sehingga aliran air lebih deras.
- Biasanya induk ikan tawes memijah pada pukul 19.00-22.00.
- Induk yang akan memijah biasanya pada slang hari sudah mulai berkejar-kejaran di sekitar tempat pemasukan air.


4. Penetasan Telur
- Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga.
- Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang menumpuk di sekitar kolam atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar kolam.
- Telur ikan tawes biasanya menetas semua setelah 2-3 hari.
- Dari ikan hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari.

5. Pemungutan Hasil Benih Ikan
- Panen dilakukan pada pagi hari
-  Menyurutkan/mengeringkan kolam.
- Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan waring atau seser.

- Benih ditampung di hapa yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran air tidak deras.
- Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual.


6. Pendederan
- Mula-mula kolam dikeringkan selama 2-3 hari.
- Perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran.
- Dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 10 gr/m2 dan pupuk kandang 1-1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
- Sesudah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm.
- Lalu benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2.
- Proses pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu - 1 bulan.
- Kemudian bisa dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca blog ini.
READ MORE >>>

Info Teknik Pembenihan Lele Dumbo


Pada posting kali ini admin blog tani ternak budidaya hendak membagikan pengetahuan tentang info teknik pembenihan lele dumbo yang bahan artikel kali ini diambil dari buku  dengan judul Budidaya Lele yang baru admin temukan di gramedia,Oke deh kita langsung saja ke bab 1 nya,

I. PENDAHULUAN
Salah satu hasil perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Sebab mempunyai berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.

II. Sistematika
Philum Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Telestei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae, Suku Claridae, Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinus.

Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele dumbo banyak ditemukan di rawa-rawa dan sungai di Afrika, terutama di dataran rendah sampai sedikit payau. Ikan ini mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup dalam air yang oksigennya rendah.

Lele dumbo termasuk ikan karnivora, akan tetapi pada usia benih lebih bersifat omnivora. Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan sesudah berusia 2 tahun dan dapat memijah sepanjang tahun.
- Tanda induk betina: tubuh lebih pendek, mempu- nyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat.
- Tanda induk jantan: tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.


III. PEMBENIHAN
Saat ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara alami. Namun demikian banyak orang yang lebih suka memijahkan dengan cara buatan ( disuntik ) karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat.

A. Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 - 200 m2 dengan kepadatan 2 - 4 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 persen/hari dari berat tubuhnya.

B. Seleksi Induk
- Seleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan.
- Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang-kadang apabila dipijit kearah lubang kelamin, keluar telur yang warnanya kuning tua.
- Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelaminnya agak kemerahan


C. Pemberokan
- Pemberokan dilakukan dalam bak seluas 4 - 6 m2 dan tinggi 1 m, selama 1 - 2 hari.
- Pemberokan bertujuan untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad.
- Setelah diberok, kematangan induk diperiksa kembali.


D. Penyuntikan
- Induk betina disuntik dengan larutan hipofisa ikan mas sebanyak 2 dosis (1kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan 1/2 dosis atau ovaprim 0,3 ml/kg.
- Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung.


E. Pemijahan / Pengurutan
- Apabila akan dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik disatukan dalam bak yang telah diberi ijuk dan biarkan memijah sendiri.

- Apabila akan diurut, maka pengurutan dilakukan 8 - 10 jam setelah penyuntikan.

- Langkah pertama adalah menyiapkan sperma: ambil kantong sperma dari induk jantan dengan membedah bagian perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCl sebanyak 1/2 bagiannya. Aduk hingga rata. Bila terlalu pekat, tambahkan NaCl sampai larutan berwarna putih susu agak encer.

- Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian perut ke arah lubang kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung dalam mangkuk plastik yang bersih dan kering. Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata. Tambahkan larutan NaCl agar sperma lebih merata. Agar terjadi pembuahan, tambahkan air bersih dan aduklah agar merata sehingga pembenihan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan lagi air bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 - 3 kali agar bersih.

- Telur yang sudah bersih dimasukkan kedalam hapa penetasan yang sudah dipasang di bak. Bak dan hapa tersebut berukuran 2 m x 1 m x 0,4 m dan sudah diisi air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh permukaan hapa sampai merata. Dalam 2-3 hari telur akan menetas dan larvanya dibiar- kan selama 4-5 hari atau sampai berwarna hitam.


E. Pendederan
~ Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir
~ Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor kedalam tong, kemudian disebarkan ke seluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 250 - 500 g/m2.
~ Pemupukan menggunakan kotoran   ayam dengan dosis 500 - 1.000 gr/m2.. Kolam di isi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari, disemprot dengan organophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari.
~ Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 - 200 ekor/m2.
~ Pendederan dilakukan selama 21 hari. Pakan tambahan diberikan setiap hari berupa tepung pelet sebanyak 0,75 gr/1000 ekor.


IV. PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/l.

Demikianlah moga moga info dari blog tani ternak budidaya ini bisa membantu Anda sekalian pencari informasi mengenai perikanan, atau bila anda masih ingin disini Anda juga bisa melihat posting dengan judul Jenis-Jenis Usaha Perikanan Yang Patut Diketahui,  Metode Deteksi Dini Sakit Mulut Dan Kuku Pada Hewan Ternak Anda. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

READ MORE >>>

Pertanian Modern Dalam Konsep

Pertanian Modern Dalam Konsep


Pada postingan kali ini admin blog tani ternak budidaya akan memahas mengenai pertanian modern dalam konsep, konsep ini Sejak mula dikembangkannya pertanian di bumi ini, konsep pertamanya merupakan pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Dicarilah berbagai cara supaya makanan yang ada di bumi ini tetap lestari dan tidak habis. Kehidupan purba memulainya dengan ditandainya perubahan pola hidup dari berladang dan berpindah menjadi menetap di suatu daerah. 

Pada konsep mula-mula ini, pertanian menjadi sektor dasar yang adalah pijakan dari sektor-sektor lain karena ini memang suatu ‘fitrah’ dari sektor berbasis sumber daya seperti pertanian. Hal ini menyebabkan pertanian terintegrasi cukup baik ke dalam kebijakan ekonomi makro. Oleh karena itu, pada tataran konsep dasar ini, pertanian bisa berkembang pesat. Bahkan negara-negara yang memiliki basis sumber daya kuat seperti Indonesia bisa mencapai swasembada pangan. Dalam Arifin (2004), Pada era 1970-an Indonesia cukup berhasil membangun fondasi atau basis pertumbuhan eekonomi yang baik sesudah pembangunan pertanian terintegrasi cukup baik ke dalam kebijakan ekonomi makro. Hasil besar yang secara nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat banyak adalah terpenuhinya kebutuhan pangan secara mandiri (swasembada) pada pertengahan 1980-an.

Lalu berlanjut kekonsep selanjutnya yang mulai berkembang, yakni konsep pemuliaan spesies pertanian yang mencari varietas-varietas yang memiliki keunggulan tersendiri dan lebih menguntungkan manusia. Konsep ini muncul sebagai bagian dari peningkatan kualitas setelah adanya peningkatan kuantitas dari konsep pertama. Didapatlah varietas-varietas dengan keunggulan tertentu, seperti enak rasanya, banyak hasil panennya dalam sekali masa tanam, menghasilkan daging atau susu yang banyak dan berkualitas, dan tahan terhadap hama dan penyakit.

Kedua konsep ini bisa dikatakan sebagai konsep dasar pertanian yang walau berubah seperti apapun kehidupan di muka bumi ini, kedua konsep akan terus dipakai. Kini, konsep pertanian modern bukan hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia dan pemuliaan spesies pertanian, tetapi sudah lebih ke arah bagaimana cara optimalisasi usahatani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 

Di dalamnya juga termasuk usaha peningkatan teknologi pertanian agar pertanian berjalan lebih efektif dan efisien. Inilah perkembangan konsep pertanian selanjutnya. Konsep ini merupakan penggabungan dari dua konsep awal yang terkesan berjalan sendiri-sendiri Pada awalnya terlihat kurang adanya keterkaitan yang erat antara riset dan pengembangan teknologi pertanian dengan peningkatan hasil panen di lapangan. Seiring berjalannya waktu mulai ada harmonisasi keduanya dan hal ini sudah mulai terlihat di tahun 2008 ini. Triwulan II 2008 ini PDB sektor pertanian meningkat 5,1% dari Triwulan I. Hal ini seiring dengan tingginya nilai ekspor hasil pertanian periode Januari-Juni 2008 yang meningkat 50,13% dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Inilah bukti dari optimalisasi usahatani di Indonesia berhasil. Tingginya nilai ekspor hasil pertanian indonesia juga menandakan bahwa kualitas produk pertanian kita sudah sesuai dengan standar kualitas internasional. Baiknya kualitas dan kuantitas produk pertanian Indonesia merupakan hasil dari konsep pertanian modern yang diterapkan di Indonesia.

Konsep optimalisasi usahatani ini dijabarkan oleh sebuah sistem terpadu yang mampu melingkupi semua sektor, termasuk industri, dan mengaitkannya menjadi sebuah rantai perekonomian Indonesia. Sistem ini merupakan penerapan dari konsep pertanian modern, yaitu agribisnis. Sistem agribisnis merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antar subsistem agribisnis mulai dari hulu hingga jasa penunjang dan menopang satu sama lain. Sistem agribisnis merupakan konsep yang lebih konkrit dan komprehensif untuk pengembangan sektor pertanian ke arah yang lebih baik. Dengan adanya sistem ini, pengembangan komoditas-komoditas pertanian Indonesia pun menjadi lebih fokus karena setiap komoditas memiliki subsistem agribisnis yang berbeda-beda. Sistem ini juga mampu menggerakkan pemerintah untuk lebih giat mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap pertanian rakyat dan dunia perbankan agar lebih ‘ramah’ terhadap petani dalam hal kredit karena keduanya masuk sebagai salah satu subsistem agribisnis, yaitu subsistem jasa penunjang yang bergerak bersama-sama subsistem yang lainnya.

Setelah perjuangan penuh manusia untuk merancang konsep pertanian modern untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tanpa batas, kini berkembang lagi konsep pertanian baru yang semakin menunjukkan kebutuhan manusia yang tanpa batas. Pengembangan sektor pertanian ke arah yang lebih lanjut adalah untuk usaha pemenuhan energi. Sumber daya alam yang semakin terbatas, terutama sumber energi, membuat manusia kembali mengandalkan pertanian sebagai penghasil sumber energi alternatif. Belakangan sudah dikembangkan biofuel di Brazil dengan memanfaatkan tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas) dan sudah mulai dikembangkan pula oleh negara lain.

Semua hal diatas mengenai konsep pertanian berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang tanpa batas. Padahal, sumber daya yang tersedia sudah pasti ada batasnya dan suatu saat akan habis. Untuk kepentingan yang sangat vital inilah sektor pertanian kini sudah terpolitisasi. Apalagi di Indonesia yang mayoritas warganya berlatar belakang pertanian atau berhubungan dengan sektor pertanian.

Pangan pada hakikatnya akan selalu diperlukan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh sebab itu, sektor pertanian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari suatu negara. Tabiat manusia yang kebutuhannya tanpa batas harus dikendalikan semaksimal mungkin karena alam mempunyai keterbatasan. Bila hal itu tidak sesegera mungkin dilaksanakan, bukan tidak mungkin manusia akan punah sebelum waktu yang ditentukan-Nya.

READ MORE >>>