Ini merupakan posting ke 35 dari admin buat para pengunjung blog tani ternak budidaya yang budiman, pada kali ini admin akan membahas kenapa harus ternak ayam kampung. Memang saat berternak harus memperhatikan beberapa faktor seperti permodalan maupun hasil panen, ok deh disimak saja yah artikelnya.
A. Sisi Permodalan
1. Pembelian bibit ———> @Rp 4.000,- x 100 ekor = Rp 400.000,-
2. Pakan dari 0 hari sampai panen (60 hr) habis 4 sak (maks)
@ Rp 226.000,- x 3 SAK ——–> = Rp 904.000,-
3. Vitamin + Vaksin, dll ————> = Rp 100.000,-
Jumlah Rp 1.404.000,-
B. Hasil Panen
* Dari 102 ekor ayam diambil kemungkinan terburuk dengan angka kematian 10 ekor maka
tinggal 92 ekor dengan berat rata-rata apabila habis pakan 4 sak adalah 0,8 – 1 kg.
* Harga ayam terendah adalah Rp 17.000,-/kg (hanya terjadi pada panenan bulan November
dan Februari). Flktuasi harga antara Rp 17.000,- s.d Rp. 25.000,- per kilogram (kg)
Perkiraan pendapatan kotor dengan perkiraan harga pada waktu sekarang ini adalah Rp 22.000/kg
* Perkiraan berat ayam 0, 9 kg x 92 ekor = 82,8 kg
* Perkiraan penerimaan 82,8 kg x Rp 22.000,- = Rp 1.821.600,-
Pendapatan Bersih = Pendapatan kotor Rp 1.821.600,-
Modal Rp 1.404.000,-
___________ _
Jumlah terima bersih Rp 417.600,-
Jika mau mendapatkan uang secara rutin dan lebih banyak, maka bisa diatur jumlah dan waktu pemeliharaan. Contohnya diprogramkan panen 1 x atau 2 x atau 4 x dalam sebulan dengan jumlah 500 ekor, anda dapat memperhitungkan sendiri uang yang akan anda dapatkan nanti.
Penting untuk diingat :
1. Cara pemeliharan dan pendampingan akan kami berikan sepenuhnya dengan gratis (Ada manual guide/petunjuk pemeliharaan)
2. Apabila belum bisa memasarkan sendiri, maka akan kami bantu penjualan panenan.
3. Harga DOC dapat berubah setiap saat.
4. Harga daging menyesuaikan harga pasar.
Semoga bermanfaat, artikel ini dikutip dari sebuah buku.